Amankah vaginoplasty? Pertanyaan ini sering kali ditanyakan banyak kaum perempuan. Kebanyakan perempuan memutuskan untuk menjalani tindakan vaginoplasty untuk beberapa alasan, salah satunya untuk meningkatkan rasa percaya diri, khususnya ketika melakukan hubungan intim. Jadi, ketika melakukan hubungan intim, perempuan kehilangan percaya diri dan kepuasan karena merasa organ vaginanya kurang kencang. Maka dari itu, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan menjalani vaginoplasty. Namun, amankah Vaginoplasty dilakukan?
Kurang percaya diri karena organ vagina mulai mengendur? Jangan khawatir, karena kamu bisa menjalani tindakan vaginoplasty di klinik bedah plastic terpercaya. Nantinya dokter akan merekomendasikan operasi pengencangan vagina atau dikenal juga dengan istilah vaginoplasty. Namun, muncul banyak kekhawatiran dari pasien apakah tindakan ini aman dilakukan atau tidak. Jadi, amankah vaginoplasty dilakukan?
Faktanya, menjalani tindakan vaginoplasty aman dilakukan. Namun, sebelumnya pasien perlu melakukan konsultasi dengan dokter atau ahli terkait terlebih dahulu, sehingga dokter dapat menentukan bagaimana prosedur ini dilakukan. Tindakan ini perlu dipertimbangkan dengan baik agar dapat mencegah gangguan ketika masa pemulihan saraf pasca tindakan operasi. Kemudian, pasien diminta untuk screening agar dapat memastikan kondisi vagina, tindakan yang akan diambil, dan perawatan pasca tindakan.
Secara umum, vaginoplasty dilakukan dengan cara membuang jaringan yang lebih, juga membuat jaringan penyokong, otot dinding vagina, dasar panggul, dan perineum menjadi lebih rapat. Perineum sendiri merupakan area yang berada di antara anus dan vulva atau genital eksternal vagina. Setelah jaringan dibuang, dilakukan teknik perapatan dengan menjahit organ intim tersebut. Teknik perapatan ini bisa dilakukan di area belakang atau depan vagina, disesuaikan dengan skrining awal dan rekomendasi dokter. Adanya kemungkinan muncul risiko saraf bertugas merasakan keinginan buang air apabila teknik perapatan dilakukan di area belakang.
Akan tetapi, dengan melakukan konsultasi dan skrining, risiko bisa diminimalisir sehingga pasien tidak memerlukan masa pemulihan yang lama. Tingkat keberhasilan tindakan operasi ditentukan oleh tindakan perawatan yang dilakukan oleh pasien. Selama masa pemulihan, pasien harus rutin membersihkan bekas luka pasca operasi dilakukan dan beristirahat selama 3 – 6 minggu. Cara ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi atau benang jahitan mengalami jebol sebelum berate dengan jaringan lainnya. Pada waktu tersebut, lapisan makrosa pulih lebih dulu setidaknya membutuhkan waktu kurang dari seminggu. Dilanjutkan dengan masa pemulihan jaringan otot kurang dari 3 minggu. Terakhir, masa pemulihan pada jaringan saraf dimana butuh waktu sampai 6 minggu.
Setelah mengetahui penjelasan tentang amankah Vaginoplasty dan tertarik untuk menjalani tindakan vaginoplasty, maka kamu harus tahu beberapa kandidat yang baik untuk menjalani tindakan ini. Untuk itu, kita memerlukan sesi konsultasi yang mendalam dengan dokter bedah plastik yang tepat. Vaginoplasty ditujukkan bagi kaum perempuan yang sudah melahirkan, lalu pasien yang mengalami pertumbunhan ganas di area vagina atau abses. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya gangguan turunan, cukup berpengaruh terhadap uretra, vagina, dan rectum, serta kandung kemih yang turun ke vagina (prolaps uterin), lalu mengalami prolaps pada vagina, rektum yang tampak menonjol ke vagina, juga trauma pada bagian kelamin dimana berpengaruh terhadap struktur vagina itu sendiri.
Jadi, di atas sudah dijelaskan tentang amankah vaginoplasty. Bahwa benar, tindakan ini aman dilakukan, selama ditangani langsung oleh dokter yang berpengalaman, profesional, dan bersertifikasi. Apabila kamu ingi menjalani tindakan vaginoplasty, bisa segera berkunjung ke D’elegance Clinic.
Recent Comments