Jenis-jenis derma filler, memangnya ada berapa jenis? Hampir semua orang mendambakan memiliki kulit yang halus, kencang, dan awet muda. Namun, bertambahnya usia dialami semua orang tanpa terkecuali, dan karena pertumbuhan usia ini tanda-tanda penuaan seperti keriput dan kulit kendur mulai bermunculan. Agar mendapatkan penampilan awet muda, kamu akan melakukan perawatan apa saja yang bisa dilakukan agar mendapatkan penampilan yang awet muda, salah satunya dengan melakukan perawatan derma filler.
Derma filler atau dikenal juga dengan sebutan facial filler adalah salah satu metode yang dilakukan dengan cara mengelupasi wajah agar kerutan pada wajah menghilang, meningkatkan kerutan wajah, menambah volume bibir dan kulit, serta mengurangi efek penuaan dalam waktu yang relatif cepat. Jadi Derma filler merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan.
Tujuan Padahal, nutrisi tersebut berguna untuk menunjang kesehatan kulit, otot, tulang dan jaringan ikat dalam tubuh.
Jumlahnya yang tidak memadai menyebabkan kulit jadi menipis, kehilangan volume dan terlihat kendur. Prosedur derma filler bisa dilakukan untuk mengatasi beberapa gangguan tersebut.
Kondisi lain yang bisa diatasi dengan prosedur, antara lain:
Penggunaannya dengan gel yang mengandung bahan alami atau sintetis, misalnya molekul asam hyaluronic acid atau asam poly-L lactic. Perawatan ini memang aman dilakukan, tapi juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan antara lain : mengalami infeksi; terjadi reaksi gatal, nyeri, bengkak, juga kulit menjadi kemerahan; ada pula reaksi alergi peradangan non-alergi.
Nah, pastinya akan muncul pertanyaan berapa lama perawatan ini bisa bertahan? Derma filler memang aman dilakukan, tapi hasilnya tidak permanen, karena hanya dapat bertahan kurang lebih selama 6 – 18 bulan, dan untuk selanjutnya bisa dilakukan perawatan derma filler secara kontinu.
Baca Juga: Treatment Dermapen : Pengertian, Tujuan, Jenis, Prosedur
Jika kamu setuju untuk melakukan derma filler, kamu perlu tahu ada beberapa jenis yang harus kamu pilih, tentunya memiliki karakteristik nya masing-masing. Yuk perhatikan penjelasan nya di bawah ini!
Berdasarkan komposisi bahannya, ada berikut ini jenis-jenis derma filler diantaranya :
Seperti namanya, jenis ini terbuat dari molekul asam hyaluronic acid. Produksi kolagen atau protein utama dalam jaringan penghubung kulit seiring bertambahnya usia akan menurun sehingga memicu kulit wajah kehilangan daya elastisitasnya. Prosedur penyuntikan hyaluronic acid akan menstimulasi produksi kolagen, menambah elastisitas kulit, dan mengisi volume.
Menggunakan asam poly-L lactic yang dapat menstimulasi terbentuknya kolagen di kulit. Dengan menggunakan derma filler jenis ini, hasilnya dapat bertahan hingga dua tahun atau lebih. Manfaatnya pun cukup banyak, diantaranya mengangkat tekstur pipi, memperbaiki lekuk wajah, membentuk garis, juga merawat lipatan nasolabial yaitu garis lakukan di kedua sisi mulut yang membentang dari ujung hidung ke sudut luar mulut.
Dilakukan dengan mencari kolagen untuk melalukan proses injeksi ke kulit untuk mengganti kolagen alami yang sudah rusak. Biasanya digunakan untuk membuat garis dan kerutan menjadi samar, juga memperbaiki luka. Efeknya akan terlihat alami, walaupun hanya bertahan kurang lebih selama 3 – 4 bulan. Namun, kolagen memiliki risiko muncul reaksi alergi, memar, kemerahan, dan pembengkakan karena berasal dari sapi sehingga tidak disarankan untuk kamu yang memiliki alergi terhadap produk turunan sapi.
Diperlukan dua langkah perawatan, yaitu lemak tubuh pasien yang diekstraksi dari tubuh (misalnya paja, bokong, dan perut) ketika perawatan. Kemudian, lemak akan diinjeksi ke area wajah sehingga kerutan akan hilang. Hasilnya pun bertahan kurang lebih selama satu sampai dua tahun.
Itu lah beberapa jenis-jenis derma filler. Jika kamu ingin menjalani derma filler, kamu harus memperhatikan beberapa aspek yaitu kemusnahan, hasil, kualitas bahan, dan keamanan. Konsultasi lebih lanjut, kunjungi dokter yang berpengalaman di D’Elegance Clinic. Klik link ini!
Artikel ini sudah di review:
dr. Malvin Jonathan
Recent Comments